Translate

Senin, 10 Desember 2012

KENAIKKAN BBM MEMBUAT RAKYAT KECIL SENGSARA

PENDERITAAN berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta DHRA artinya menahan / menanggung. Derita artinya menanggung / merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan termasuk realita dunia dan manusia. Kondisi masyarakat yang dominannya kelas menengah kebawah inilah yang menjadikan indonesia ini tetap ebrada sebagai negara berkembang tak kunjung maju lebih tepatnya. Kelompok elit begitu menguasai perekonomian diindonesia ini sedangkan rakyat kecil hanya bisa menerima dan menahan penderitaan yang kian mereka rasakan setiap saat.

Belum lama  ini beredar isu akan dinaikkan harga BBM bersubsidi yang keputusannya telah ditetapkan pada tanggal 30 maret yaitu BBM tidak akan dinaikkan pada tanggal 1 april namun menunggu jangka waktu. Kenaikkan harga BBM direncakan akan mulai diterapkan pada awal bulan april, harga bensin dan solar yang tadinya seharga Rp. 4.500 naikmenjadi Rp. 6.000, sebuah kebijakkan dari pemerintah yang tidak pro terhadap masyarakat kecil dan jika harga BBM naik sudah dipastikan semua harga bahan panganpun naik, biaya hiduppun naik. Ini tidak sebanding dengan pendapatan yang didapat oleh masyarakat menengah kebawah.

Pemerintah telah lupa akan tugasnya yang memakmurkan dan mensejahterakan masyarakatnya, pemerintah hanya memakmurkan mereka-mereka yang kaya. Ibu-iburumah tangga resah, para kepala keluarga bingung, bagaimana cara mencukupi kebutuhan keluarganya.Upaya pemerintah menaikkan harga BBM harus melakukan mapping soal kriteria dan klasifikasi. Ketua Umum BAMUSI (Baitul Muslimin Indonesia) Hamka Haq menyesalkan adanya rencana kenaikkan BBM yang dilakukan oleh pemerintah. Menurut dia, kenaikkan BBM niscaya mempersulit kehidupan rakyat karena akan disusul kenaikkan harga bahan pokok pangan lainnya.

Rencana program Bantuan Tunai Langsung (BLT) oleh pemerintah sebagai kompensasi dari kenaikkan BBM, Hamka menilai program itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan solusi-solusi atas penderitaan rakyat. BLT kerap kali menajdi alat politik penguasa untuk meredam gejolak dan amarah masyarakat, apalagi data masyarakat miskin yang dimiliki oleh pemerintah selalu amburadul sehingga akan memperparah proses pembagian BLT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar